“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan sejarah”
Pramudiya Ananta Noer
Perkataan di atas keluar dari mulut salah satu sastrawan yang terkenal di Indonesia yaitu Pramudiya ananta noer. Ketika kita menulis maka karya kita kan tetap abadi meskipun raga dan nyawa telah tiada. Hal tersebut yang memotivasi saya untuk memulai tulisan kecil di blog ini. Ada salah satu perkataan dari dosen yang menjadi tamparan keras, dan sebagai pengingat untuk diri sendiri.
Kenapa harus menulis?
“Ngoding gabisa….Nulis Gabisa….Udah gausah lulus aja…” Percakapan saat kita sedang menjalani kuliah online, yang membuat saya menjadi semangat dan terpacu untuk menulis, minimal catatan kecil untuk diri sendiri. Background saya sendiri merupakan mahasiswa IT yang ada tuntutan untuk bisa ngoding atau membuat program komputer. Tetapi menulis juga merupakan kewajiban bagi seorang akademisi. Karya yang mungkin kita kenal saat ini tak akan abadi jila tidak diabadikan oleh tulisan, makanya Imam Ghozali berkata :
“Jika kau bukan anak raja
kau juga bukan anak ulama besar
maka menulislah!” – Imam Ghozali
Kutipan tersebut seolah-olah menanyakan ke diri kita masing-masing, apa sih yang dapat kita tunjukkan? Apa sih yang dapat kita banggakan? Mulai dari tulisan itulah kita dapat memberikan sedikit sumbangsih kita. Ada ungkapan bahwa senjata terkuat adalah tulisan, dengan senapan kita hanya dapat membunuh sejumlah peluru yang kita punya. Tapi dengan menulis kita dapat mengubah pemikiran ribuan bahkan jutaan orang.
Tulislah dan sebarlah kebaikan
Pastikan apa yang kita sebar adalah kebaikan, karena kita tak akan tahu tulisan mana yang dapat mengubah seseorang. Banyak sekarang orang yang pandai menulis, tetapi tulisannya hanyalah kosong belaka. Karena seharusnya sebuah tulisan harus diimbangi dengan ilmu yaitu membaca. Makanya membaca menjadi kata pertama yang turun dan diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Makanya sangat aneh apabila orang yang banyak nulis, tapi ga rajin baca. Apa yang dia tulis pasti bukanlah ilmu? dan hanya kosong belaka. Teknologi sekarang memudahkan orang untuk mengetik seenaknya, dengan sekian detik seseorang dapat menghujat, mencela memberi pengaruh buruk dengan tulisannya.
Apabila orang baik diam, maka yang buruklah yang akan muncul. Mulailah menulis dari hal yang kecil, minimal untuk mengingatkan kita pada catatan lama. Sebarkan kebaikan yang kita punya sebanyak mungkin dengan menulis. Tulisan dapat diwariskan ke siapapun, dan bisa jadi tulisan itulah yang dapat memajukan suatu peradaban. Saya tidk akan berbicara tentang teori apapun, tapi mulailah dari sekarang untuk menulis (sambil ngingetin diri sendiri)……..