Segeralah Kembali

Tulisan ini sebagai pengingat untuk diri sendiri yang mulai goyah dan hilang arah.

Mulai mengabaikan perintah dan menganggap kemaksiatan sebagai suatu kewajaran, atas nama “futur”. Kata-kata “futur” mungkin sering terlintas di diri pribadi, dengan alasan tersebut seolah-olah kita nyaman di atas kelemahan sebagai seorang hamba.

Dunia memang sering melenakan, semakin jauh kita tersesat, semakin susah juga untuk kembali. Seperti layaknya seorang yang terseret ombak yang ada di pinggir pantai. Semakin kita mengikuti arusnya dan tidak berjuang untuk kembali, maka makin jauh pula kita berada di lautan dan makin sulit untuk kembali.

“Iman manusia itu selalu naik turun”, kalimat itu sering terdengar dari percakapan sehari-hari. Makna kalimat tersebut sering disalah artikan dengan “wajarlah kita sebagai manusia tidak istiqomah, karena memang sudah fitrahnya”. Tetapi, makna sebenarnya adalah kita harus selalu waspada, selalu mencoba untuk menjadi yang terbaik dan lebih baik. Bukan dengan suatu kewajaran, tetapi harus selalu mencambuk diri kita agar kata “turun” tersebut tidak kita alami.

Jangan pernah berbangga ketika kita merasa sibuk dan dibutuhkan banyak orang, tetapi menjauhkan kita dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Bisa jadi bukan Alquran yang susah kita baca, tetapi Alquran yang memang sudah tak mau untuk kita baca dan kita tak lagi layak menyentuhnya.

Bisa jadi bukan kesibukan yang buat langkah kita berat untuk sholat berjamaah, tapi diri kita sudah tak layak lagi untuk bersujud diatas sajadah yang suci.

Bisa jadi bukan karena tak ada waktu luang, karena memang kau sudah tidak dibutuhkan untuk berkontribusi dan memakmurkan masjid.

Allah Yang Maha Kaya tak pernah butuh hartamu untuk kau sedekahkan

Kasihanilah dirimu, karena ibadah yang kau lakukan itulah kebutuhanmu sendiri.

sebanyak apapun sujudmu tak akan pernah buat Allah menjadi makin mulia karena memang Dia lah yang Maha Mulia.

Ribuan kali kau hinakan juga tak akan pernah buat Dia rugi lagi terhina.

Segeralah kembali, waktu tak akan pernah menunggu, dan kau takkan pernah tahu apakah masih ada “next chance” di hari esok.

Loading

Leave a Reply